Rabu, 22 Desember 2010

Ibuku Pahlawanku

Inilah Pahlawanku
    Ibu, seorang sosok yang bisa dikatakan sebagai separuh dari jiwa kita. Bagaimana tidak, beliau adalah orang yang dengan penuh perjuangan dan mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita, kita dibesarkannya dengan air susu dan kasih sayangnya yang tak terhingga. Tapi kenapa kita masih sanggup dan tega untuk membantah dan melawannya?? Sebenarnya hal apa saja yang kita pikirkan hingga kita sanggup untuk melawan beliau. Apakah yang sudah bisa kita berikan kepada beliau?? Apakah imbang dengan apa yang beliau berikan kepada kita??
    Rasa-rasanya hanya sedikit orang yang mau dan bisa mengatakan bahwa Ini Ibuku atau mungkin Ibuku Pahlawanku tapi aku akan berusaha menunjukan kepada orang-orang dan aku akan dengan bangga mengatakan bahwa Inilah Ibuku dan juga Pahlawanku

Senin, 20 Desember 2010

KEHIDUPAN PARA PENAKLUK MALAM
Supir bus malam, agaknya salah satu profesi ini menjadi satu sosok yang identik dengan ugal-ugalan di jalan dan tidak ramah pada pengguna jalan lainnya, tapi itu tidak tampak pada 2 sosok pengemudi di salah satu PO yang bermarkas di cibitung, Bekasi yaitu Sinar Jaya. 2 pengemudi itu adalah Abdul Wahid dan Agung kurniawan. Kesan Sinar jaya pada tahun 90an hingga tahun 2000 yang notabene disebut orang banyak sebagai bis “setan”, mungkin karena perilakunya dijalan tidak sopan dan sering terjadi kecelakaan yang melibatkan PO yang satu ini, tapi kesan ini seolah-olah sirna karena kebijakan manajemen Sinar Jaya yang memberlakukan uang jalan yang sekiranya cukup untuk membeli bahan bakar, tarif tol, dan cukup untuk segala kebutuhan mendesak dijalan. Setelah kebijakan ini diberlakukan banyak driver yang menggunakan jurus “gigi 8” atau netral saat berada pada kecepatan tertentu dan keadaan tertentu, dan alasan mereka pun sangat beragam. Nah nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi kedua pengemudi di atas, mereka mengemudi sebagaimana driver bis malam sesungguhnya, tuntutan ketepatan waktu, kenyamanan penumpang hingga keawetan mesin jadi pertimbangan mereka untuk tidak mengikuti gaya driver satu perusahaan mereka mengemudi. Saya mengenal sosok Abdul Wahid


terlebih dahulu ketimbang Agung kurniawan, Abdul wahid seorang Driver yang sangat senior di PO Sinar Jaya dengan nomor induk pegawai yaitu 08. Perlu pembaca ketahui bahwa nomor induk pegawai driver di Sinar Jaya telah mencapai 5000 lebih. Sosok tinggi besar kelahiran Indramayu 47 tahun yang lalu ini adalah sosok yang sangat ramah kepada penumpang termasuk saya sendiri. Saya mengenal beliau adalah ketika saya bergabung dengan Bismania Community atau yang biasa disebut BMC dan Sinar Jaya Mania, di situ selalu disebut-sebut nama pak wahid dengan DMI Gajah Putihnya. Saya yang penasaran langsung berusaha mencari kebenaran cerita dari teman-teman selama ini. Sore itu diiringi rintik-rintik hujan, saya mendatangi terminal grogol dimana pak wahid biasa menunggu para penumpang yang akan melakukan perjalanan menuju wonosobo dan sekitarnya. Wah!!!!! Dan akhirnya saya pun berhasil menemui salah satu legenda dari Sinar jaya ini, sosok yang tinggi besar, berkumis, dan logatnya yang keras yang menandakan bahwa beliau adalah orang yang keras seolah-olah luntur oleh sikap beliau pada saat saya ajak berbicara yang lebih menonjolkan sikap sangat ramah dan cukup responsive dengan segala pertanyaan saya. Mulai dari hal di Sinar Jaya, di jalanan, hingga ke Rumah tangga kami jadikan bahan obrolan sore itu. Setelah satu minggu saya berkenalan dengan Pak Wahid, kesempatan untuk menjajal gaya mengemudinya pun datang, pada hari selasa tanggal 29 Desember 2009 saya memang berencana untuk mudik ke kampung halaman di purwokerto, dan kebetulan pada hari itu pak wahid juga sedang ngeline ke arah wonosobo. Pukul 07.00 kami mulai start dari terminal grogol, macet di tol dalam kota hingga memasuki tol cawang pun menjadi hal yang lumrah pada jam-jam seperti itu. Pukul 21.00 kami  pun masuk ke dalam KM 19 tempat dimana armada Sinar Jaya biasa control dan mengisi solar. Selepas KM 19 barulah pak wahid menunjukan keahliannya dalam memacu kendaraan yg juga teman dalam mencari nafkah, akselerasi dalam menaklukan semua lawan didepan sangat memukau. Stik-stikan tipis kerap kali beliau lakukan dan tentu saja itu yang membuat dada saya cukup berdegup kencang, memasuki dawuan hingga taman selera sebagai rumah makan Sinar Jaya saya diajari berbagai jenis permainan bis malam. Dari cara bermain sein, permainan lampu, kapan harus berakselerasi untuk mendahului kendaraan di depan dan kapan kita harus mengalah, semua beliau ajarkan kepada saya yang notabene baru di dunia aspal panas pantura di malam hari. Tidak semua armada bis malam itu ugal-ugalan tidak semua bis malam tidak menghargai pengguna jalan lain, sebagai bukti di daerah jatibarang banyak sekali truk-truk yang menyapa kepada pak wahid. Tapi sekarang pak wahid ditugaskan untuk mengemudikan armada Sinar Jaya pemberangkatan pagi hari jurusan Lebak Bulus – Wonosobo. Inilah satu pembelajaran dan hal yang menarik minat saya untuk mengetahui lebih dalam dunia para driver bis malam.

Agung Kurniawan


Berbeda dengan Pak Wahid, Agung Kurniawan adalah sosok anak muda yang mulai belajar menggeluti dunia bis malam sejak tahun 2005. Berawal dari pekerjaannya sebagai calo mayasari bakti di terminal bekasi, Anak muda yang satu ini mulai mengerti tentang kehidupan dan pergaulan di terminal. Tidak lama setelah dia menggeluti dunia calo bis, dia pun mulai belajar mengemudi kendaraan. Dengan diajarkan oleh bapak agus salam dan (alm) Sujono yang dia sebut sebagai guru, dia mulai mengerti akan pergulatan di dunia bis malam, hingga pada tahun 2005 dia memutuskan untuk melamar di Sinar Jaya. Pada awal bergabung di Sinar Jaya sosok anak muda ini dipandang sebelah mata oleh rekan-rekannya, pada setiap kali akan nyangklek dia selalu ditolak, hingga pada suatu saat dia bertekad untuk menunjukan siapakah sosok Agung Kurniawan yang sebenarnya kepada orang-orang yang pernah memandang remeh pada dirinya. Pada suatu saat dia mendapatkan batangan armada 18J. Konon ceritanya armada tersebut sempat dipegang oleh salah satu driver senior dan panutan di Sinar Jaya yaitu Pak Budi. Dan pak Budi sempat berpesan kepada Agung agar mengibarkan kembali bendera yang pernah berkibar di Armada 18J yang dulu sempat berkibar dipegang oleh Pak Budi. Pada saat pertama kali agung mengendarai batangan barunya yaitu 18J ini dia di asisteni oleh obes. Dan dengan berbagai pertimbangan mereka memberi nama tunggangan anyar mereka dengan sebutan Batavia Express. Batavia yang menyimbolkan bahwa armada mereka berasal dari tanah betawi, dan express menyimbolkan bahwa bis tersebut bisa menempuh waktu lebih cepat dari armada lain. Pada awalnya Agung belum begitu dikenal oleh para rekan seprofesinya, sifatnya yang pendiam dan lebih memilih untuk tidak menghabiskan waktu dengan sekedar nongkrong adalah salah satu factor kurang dikenalnya dia di antara rekan-rekannya. Lambat laun sang Batavia ini mulai semakin menunjukan taringnya, dimulai dari kecepatannya, sikapnya yang sopan di pantura hingga para penumpang langganan yang semakin banyak mencari armada ini, hal tersebut membuat para Driver Sinar Jaya penasaran “ siapakah sosok di balik kemudi 18J Batavia Express ini, yang bisa mengibarkan kembali bendera 18J yang sempat hilang”. Dan sosok itu pun kini dikenal oleh orang yang penasaran tersebut, sosok itu adalah Agung Kurniawan. Orang-orang yang dulu meremehkan sosok Agung kini pun mulai segan dengan sosok kelahiran serang ini. dan kini sosok Agung dengan batavianya semakin tenar seiring dipindah tugaskannya pak wahid dengan gajah putihnya ke pagi hari. Dan di suatu kesempatan Pak Wahid berucap kepada Agung “ Gung, kamu megang malem ya, saya megang pagi”. Dan saya pun sempat menjajal salah satu armada Sinar Jaya ekonomi tersebut, gaya pembawaan yang kalem, tidak grusa-grusu, dan gayanya yang cool membuat suasana di kabin Batavia semakin santai tanpa ada yg merasa khawatir akan cara mengemudi anak muda ini. dan benar saja sejak pertama kali menjajal duduk di kursi panas Batavia ini, saya sudah dapat merasakan aura ketenangan dalam bis ini, walaupun menurut mereka yang melihat dari luar mengatakan bis ini melaju kencang, tapi bagi saya yang duduk didalamnya seperti biasa saja, bahkan hampir semua penumpang tertidur nyenyak termasuk sang kenek dan saya sendiri.

Itulah sedikit kisah lembut di atas keras dan panasnya aspal pantura, semoga dapat menjadi referensi saudara semua dalam berkendara. Pesan dari saya, janganlah anda memandang seseorang dari satu sisi saja, berusahalah cari kebaikan orang tersebut, jangan anda berusaha mencari keburukan seseorang. Karena dengan terus mencari keburukan seseorang, hanya akan menambah catatan buruk anda.

Mohon maaf jika ada kalimat saya yang menyinggung, saya tidak pernah bermaksud menyinggung pihak manapun
 
SALAM
HANS

Jumat, 17 Desember 2010

Gajahku yang Dulu Hilang

Sejenak ku termenung memikirkan rencana di akhir minggu yang bagi sebagian orang ini adalah “tanggal muda” haha, ya pada tanggal 02 Desember 2010 di ujung sana jelas sekali orang berbicara kepadaku dengan logat indramayu yang sangat khas
Pak wahid           : “han, kapan ikut kita maning?? Masa bapake duwe mobil anyar bli tau ditiliki.”
 Hans                     : “iya pak, mangkat kapan sampeyan??”
 Pak wahid          : “kiyen kita lagi ngetem dela maning mangkat”


Hans                      : “ owh yawis setu aku melu ya pak
Pak wahid           : “ oke siap”
Dan sorenya setelah telepon itu ditutup akupun meluncur menuju terminal rawamangun untuk memesan tiket pemberangkatan hari sabtu.  Setiba di terminal rawamangun langsung menuju loket Sinar jaya dan langsung diberi tahu bahwa gajah putih baru saja berangkat, dan saya langsung berkata “lah saya ini aja mau pesen buat sabtu mbak” hehehe sang penjaga loket pun tersenyum. Setelah memesan tiket saya pun menyempatkan diri hunting bis-bis yang tampak kinclong malam itu hehe.
Hari yang kunanti pun tiba, turing menjajal gajah putih baru, oia mungkin rekan-rekan agak sedikit bingung apa yang dimaksud gajah putih?? Gajah putih adalah julukan kepada salah satu armada sinar jaya yang dikemudikan oleh pak abdul wahid, bis dengan no body 11ZX ini  bermesin RK8JSKA atau bahasa lapangannya RKjes atau RKz. Dengan berbalut busana Adi Putro New Marcopolo menambah cantik tampilan luar sang gajah ini.
 Kutebus tiket seharga 60ribu tujuan purwokerto sore itu, dan sangat kebetulan sekali sore itu ada juga beberapa rekan yang akan berangkat ”ngetan”, dia adalah mas sulis, hadibuluhperindu dan kawan kawan. Selain itu juga ada beberapa rekan yang sore itu mengunjungi rawamangun, diantaranya akang adhi bageur dan mas roy. Pukul 17.25 Sinar jaya body 11ZX pun take off dari rawamangun menuju ke agen sinar jaya pangkalan jati, Pukul 18.15 kami mendarat di agen pangkalan jati.
Setelah semua penumpang naik, pukul 18.30 kami pun berangkat dari agen pangkalan jati berbarengan dengan lorena tujuan purwokerto, kejadian agak lucu terjadi sebelum memasuki tol pondok gede, lorena seolah-olah tidak mengetahui letak gerbang tol dan agak kebablasan dan kemudian mundur kembali, sontak seisi bis kami tertawa melihat kejadian tersebut. Memasuki tol pondok gede terlihat kondisi ramai lancar malam itu,  pukul 19.10 kami memasuki KM 19, disini kami cek penumpang, setelah itu kami berangkat kembali, dan ternyata ada penumpang yg tertinggal karena ke toilet, sambil menunggu penumpang pak wahid pun mengecek kondisi bannya kembali, dan tanpa saya mengerti muji jaya kuning 1525 memberi klakson dan menanyakan “montormu anyar pak??” wah gajah putih terkenal juga ya. Hahaha keluar dari KM 19 gajah putih berlari santai saja di kisaran 90 km/jam dan kami sempat kejar-kejaran dengan raya super executive.
Di tol karawang barat terlihat 3 armada haryanto parkir di jalur darurat, yaitu 1526 phoenix, 1526 kuning dan 1525 ex blue star, kenapa ya?? Dan tanpa saya sadari ternyata dari belakang kami shantika scania scorpion king mendorong-dorong kami, “wah ngajak lari ni han” ujar pak wahid kepadaku, “wah scania ni pak, kasih jalan aja” sahutku, tapi seolah mengenal sang gajah putih ini shantika tadi enggan mendahului sang gajah ini walaupun beberapa kali di beri jalan oleh pak wahid, dan menjelang exit tol dawuan shantika ini berbelok ke arah dawuan dan memberi beberapa kali lampu dan klakson kepada gajah putih. Dan akhirnya gajah putih pun exit di pintu tol cikopo.

Eng Ing Eng
Setelah exit dari pintu tol, barulah skil asli pak wahid keluar, blong kanan khas Luragungan pun keluar, bersama raya yang menyandang gelar super executive, gajah putih pun menyalip kendaraan satu persatu dari lajur kanan. “kalo depan seinnya enak dan buka jalan terus, kan kita enak ngikutinnya” ujar pak wahid kepada agus, kenek yang bertugas mengawal gajah putih malam itu. Memasuki flyofer cikampek kami diperlihatkan beberapa bis malam yang lewat, diantaranya shantika scorpion king yang bersama di tol tadi, laju prima, pahala kencana, raya.
Begitu melintas di depan agen sinar jaya cikampek korban pertama adalah shantika scorpion king dan 2 buah raya, ditempelnya ketat shantika ini dan setelah beberapa saat shantika ini pun diovertake oleh pak wahid dengan mengambil jalur arah lawan. Tidak lama kemudian laju prima tadi terlihat oleh kami, laju prima yang sedang mencari jalan untuk menyalip truk-truk yang malam itu terlihat cukup padat, tanpa banyak bicara pak wahid berusaha mengejar sang laju prima ini, seolah mengerti kesulitan kawannya di jalan raya ini pak wahid  memberikan jalan kepada laju prima dengan isyarat mematikan lampu dan menyalakan lampu segitiga tanda kita mengalah “melas han, temen kita di jalan” ujar pak wahid kepadaku, inilah yang saya salut kepada pak wahid, pengalaman di jalannya yg cukup lama membuat rasa toleransinya kepada sesama pengguna jalan raya sangat tinggi, sopan di jalan banyak temen han, ujar pak wahid kepadaku, dan sepertinya laju prima di depan mengerti maksud dari gajah putih tadi dan berusaha memimpin kami di depan selama beberapa saat, setelah beberapa Km memimpin kami di depan, Laju Prima tersebut seperti sudah agak kelelahan dalam membelah kepadatan arus lalu lintas yang terlihat cukup padat malam itu, dan dengan tenang laju prima di depan mampu di salipnya dari kiri, dan tidak lupa gajah putih memberi klakson tanda mengucapkan terima kasih, hehe.
 wah tanpa diduga ternyata shantika tadi menguntit ketat kami dari belakang, “wah main ni shantika han” pak wahid kembali berucap kepadaku, dan dengan cekatan pak wahid membimbing shantika yg sedari tadi menguntit kami secara ketat dari belakang, sein kanan, sein kiri, buka tutup jalan menambah cantik permainan kami malam itu, dan tak disangka di depan terlihat sosok pahala kencana Proteus Hino Rk8 CMIIW.
 wah tambah lengkap saja pemain di malam itu, dengan formasi pahala kencana, gajah putih, shantika, dan laju prima. malam itu terasa lengkap lah sudah obat penghilang rasa rindu turingku selama ini di pantura, tapi entah kenapa pahala kencana seolah kehilangan gairahnya untuk memimpin laga pertempuran malam itu, dan akhirnya sang PK ini pun mundur teratur dan terlihat dari kaca spion bahwa pahala kencana tersebut enggan melanjutkan pertarungan malam itu, kini tersisa gajah putih dan shantika scorpion king yang bermain-main malam itu, di daerah patokbeusi sesaat setelah mendahului truk dari sebelah kiri dan masuk ke kanan, gajah putih menahan truk yg ada di belakangnya, dan dengan terheran-heran saya bertanya “ngapain pak kok truknya ditahan??” “itu biar shantika mimpin sekarang” jawab pak wahid, dan seolah mengerti maksud pak wahid shantika pun masuk dan tidak lupa sang pilot scorpion king ini pun memberi salam kepada gajah putih berupa klakson 2 kali.
Kali ini dipimpin shantika, gajah putih pun terlihat agak kewalahan menandingi kelincahan salah satu spesies scania ini di kala jalan lapang, akan tetapi di kala jalan rapat gajah putih sanggup menempel ketat scania ini, hingga memasuki daerah  ciasem terlihat beberapa SJ menepi dan ternyata terjadi sedikit insiden kecil dengan mobil pribadi. Karena disuruh lanjut aja oleh beberapa crew maka pak wahid pun mengambil inisiatif untuk mengejar scania tadi, di dalam usaha mengejar scania seri terbaru ini sempat meng over take beberapa armada diantaranya sumber alam proteus, garuda mas ekonomi, gunung mulia bisnis AC. Semakin lama scania shantika seolah-olah tidak ingin di kejar dan di gapai oleh sang gajah ini dan akhirnya semakin lama semakin menghilang ditelan gelapnya malam itu.
Tanpa kusadari ternyata lagi-lagi di belakang bis ku ini terdapat sesosok makhluk yang selalu membuntuti ketat sang gajah ini, entah ingin menjalin persahabatan ataukah ingin menguji seberapa kuat sang gajah ini, tetapi setelah saya perhatikan ternyata sosok di belakang ini ingin menjalin persahabatan dengan sang gajah, terbukti walau beberapa kali ada kesempatan ketika sang gajah melambat karena terhalang kendaraan di depannya, tapi kesempatan itu tidak dimanfaatkan sosok di belakang kami untuk mendahului, bahkan sosok di belakang kami dengan lihai menutup jalan di belakang kami, seolah-olah memberi isyarat “tolonglah pimpin aku di depan setelah beberapa saat saya perhatikan ternyata sosok itu adalah haryanto, sangat ketat dia mengikuti kami hingga tidak tercipta celah yang begitu jauh diantara kami. Tapi sayang permainan harus berakhir ketika armada kopral tersebut harus memasuki rumah makan taman sari untuk memberi kesempatan para penumpangnya melepas penat sejenak. Selepas bermain-main bersama salah satu armada dari tanah muria tersebut suasana perjalanan menjadi agak sedikit membosankan tidak ada kawan ataupun lawan di depan maupun di belakang kami, yang tersisa hanya deretan kendaraan besar dan beberapa kendaraan pribadi yang berjalan seolah-olah jalan milik mereka pribadi. Dan kami pun mendarat di taman selera pukul 21.55.
Saatnya Bobo
                Pukul 22.30 toa rumah makan berbunyi “para penumpang dengan nomor bis 7424 rawamangun kalimalang tujuan wonosobo AC executive, di harap segera menaiki bisnya. Karena bisnya sudah siap untuk di berangkatkan” begitulah himbauan kepada para penumpang gajah putih agar segera menaiki bisnya. Setelah memasuki area control sang gajah ini pun kembali menapakan bannya ke atas aspal “sirkuit” pantura. Hehehe. Sejak keluar rumah makan hingga memasuki gerbang tol palimanan kami hanya berkonvoi dengan beberapa SJ yang menurut pak wahid “main seinnya dalban” dan saya pun merasakan hal itu, beberapa kali kami terkecoh dengan permainan seinnya.
Memang keadaan pada saat itu sangat mendukung sehingga membuat mata ini seolah ingin terpejam apalagi lagu yg disetel pada waktu itu adalah lagu-lagu campursari seperti kelinci ucul, ojo lamis, layang kangen. dan tanpa terasa sekitar pukul 00.30 terbangun di rumah makan  ke 2 yaitu panorama di prupuk, di rumah makan ini saya di orag-orag (bahasa indonesiane apa ya) hehe oleh pak wahid untuk ngopi supaya mata fresh katanya, tapi karena udah terlalu enak ngimpine ya lanjut aja tidurnya, hahahaha.
Saya terbangun di daerah ciregol tonjong pas pada saat itu membuntuti sinar jaya body 91DX, handoyo livery macan, dan safari 1521 setra CMIIW. Wah baru melek langsung disuguhi aksi main di jalan sempit lagi, jika kres spontan 4 kendaraan satu jenis ini langsung sein kiri dan dengan dipimpin handoyo kami langsung mengovertake safari secara bersamaan, ih ngeri saling ngeblong di jalur sempit yang hanya cukup untuk 2 bis berlawanan ini, dengan perlahan tapi pasti 2 bis di depan ini berhasil di overtake oleh pak wahid. Memasuki daerah kaligua dengan setengah percaya dan tidak kami di overtake oleh Sumber alam legacy golden dragon, wah cukup sakit hati juga saya si gajah putih ini mampu di overtake oleh sumber alam, tapi setelah liat ternyata golden dragonnya yg ngeblong saya sih agak cuek, hahaha. Dan kemudian pak wahid bertanya kepadaku mesin apakah yang digunakan oleh SA di depan Karena performanya bisa dibilang mantap untuk trek bumiayu hingga ajibarang yang di dominasi jalur tanjakan dan tikungan tajam, dan saya jawab “itu mesin anyar pak, golden dragon namanya”. “owh pantes brani lari ya” sambung pak wahid. karena penasaran dengan performanya, pak wahid pun berusaha menempel ketat hingga akhirnya mampu mengeblong SA ini di daerah paguyangan bumiayu.
Dan tanpa terasa pukul 02.10 saya pun mendarat di purwokerto dengan selamat dan kepagian Hahaha. “makasih ya pak” ucap saya kepada pak wahid, “hahaha sory han kegasikan ya” sambung pak wahid, “ora apa-apa pak sering-sering aja gini, hehehe” sahutku, dan kuakhiri perjalanan with gajah putih anyar ini dengan berjalan gontai menuju warung kopi langgananku. sekian caper dari saya. ini adalah turing nostalgia saya dengan pak wahid yang sudah saya anggap seperti ayah saya sendiri.

Kamis, 16 Desember 2010

Pemuja Sang Bunda

Add caption
Saya adalah seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal yang berasal dari tanah sumatera yaitu bandar lampung. Kenapa saya sebut orang tua tunggal?? karena ibu saya yang dari dulu merawat saya hingga saya membuat blog yang bernama Pemuja Sang Bunda karena pemilik blog ini adalah seorang yang sangat memuja bundanya