Senin, 20 Desember 2010

KEHIDUPAN PARA PENAKLUK MALAM
Supir bus malam, agaknya salah satu profesi ini menjadi satu sosok yang identik dengan ugal-ugalan di jalan dan tidak ramah pada pengguna jalan lainnya, tapi itu tidak tampak pada 2 sosok pengemudi di salah satu PO yang bermarkas di cibitung, Bekasi yaitu Sinar Jaya. 2 pengemudi itu adalah Abdul Wahid dan Agung kurniawan. Kesan Sinar jaya pada tahun 90an hingga tahun 2000 yang notabene disebut orang banyak sebagai bis “setan”, mungkin karena perilakunya dijalan tidak sopan dan sering terjadi kecelakaan yang melibatkan PO yang satu ini, tapi kesan ini seolah-olah sirna karena kebijakan manajemen Sinar Jaya yang memberlakukan uang jalan yang sekiranya cukup untuk membeli bahan bakar, tarif tol, dan cukup untuk segala kebutuhan mendesak dijalan. Setelah kebijakan ini diberlakukan banyak driver yang menggunakan jurus “gigi 8” atau netral saat berada pada kecepatan tertentu dan keadaan tertentu, dan alasan mereka pun sangat beragam. Nah nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi kedua pengemudi di atas, mereka mengemudi sebagaimana driver bis malam sesungguhnya, tuntutan ketepatan waktu, kenyamanan penumpang hingga keawetan mesin jadi pertimbangan mereka untuk tidak mengikuti gaya driver satu perusahaan mereka mengemudi. Saya mengenal sosok Abdul Wahid


terlebih dahulu ketimbang Agung kurniawan, Abdul wahid seorang Driver yang sangat senior di PO Sinar Jaya dengan nomor induk pegawai yaitu 08. Perlu pembaca ketahui bahwa nomor induk pegawai driver di Sinar Jaya telah mencapai 5000 lebih. Sosok tinggi besar kelahiran Indramayu 47 tahun yang lalu ini adalah sosok yang sangat ramah kepada penumpang termasuk saya sendiri. Saya mengenal beliau adalah ketika saya bergabung dengan Bismania Community atau yang biasa disebut BMC dan Sinar Jaya Mania, di situ selalu disebut-sebut nama pak wahid dengan DMI Gajah Putihnya. Saya yang penasaran langsung berusaha mencari kebenaran cerita dari teman-teman selama ini. Sore itu diiringi rintik-rintik hujan, saya mendatangi terminal grogol dimana pak wahid biasa menunggu para penumpang yang akan melakukan perjalanan menuju wonosobo dan sekitarnya. Wah!!!!! Dan akhirnya saya pun berhasil menemui salah satu legenda dari Sinar jaya ini, sosok yang tinggi besar, berkumis, dan logatnya yang keras yang menandakan bahwa beliau adalah orang yang keras seolah-olah luntur oleh sikap beliau pada saat saya ajak berbicara yang lebih menonjolkan sikap sangat ramah dan cukup responsive dengan segala pertanyaan saya. Mulai dari hal di Sinar Jaya, di jalanan, hingga ke Rumah tangga kami jadikan bahan obrolan sore itu. Setelah satu minggu saya berkenalan dengan Pak Wahid, kesempatan untuk menjajal gaya mengemudinya pun datang, pada hari selasa tanggal 29 Desember 2009 saya memang berencana untuk mudik ke kampung halaman di purwokerto, dan kebetulan pada hari itu pak wahid juga sedang ngeline ke arah wonosobo. Pukul 07.00 kami mulai start dari terminal grogol, macet di tol dalam kota hingga memasuki tol cawang pun menjadi hal yang lumrah pada jam-jam seperti itu. Pukul 21.00 kami  pun masuk ke dalam KM 19 tempat dimana armada Sinar Jaya biasa control dan mengisi solar. Selepas KM 19 barulah pak wahid menunjukan keahliannya dalam memacu kendaraan yg juga teman dalam mencari nafkah, akselerasi dalam menaklukan semua lawan didepan sangat memukau. Stik-stikan tipis kerap kali beliau lakukan dan tentu saja itu yang membuat dada saya cukup berdegup kencang, memasuki dawuan hingga taman selera sebagai rumah makan Sinar Jaya saya diajari berbagai jenis permainan bis malam. Dari cara bermain sein, permainan lampu, kapan harus berakselerasi untuk mendahului kendaraan di depan dan kapan kita harus mengalah, semua beliau ajarkan kepada saya yang notabene baru di dunia aspal panas pantura di malam hari. Tidak semua armada bis malam itu ugal-ugalan tidak semua bis malam tidak menghargai pengguna jalan lain, sebagai bukti di daerah jatibarang banyak sekali truk-truk yang menyapa kepada pak wahid. Tapi sekarang pak wahid ditugaskan untuk mengemudikan armada Sinar Jaya pemberangkatan pagi hari jurusan Lebak Bulus – Wonosobo. Inilah satu pembelajaran dan hal yang menarik minat saya untuk mengetahui lebih dalam dunia para driver bis malam.

Agung Kurniawan


Berbeda dengan Pak Wahid, Agung Kurniawan adalah sosok anak muda yang mulai belajar menggeluti dunia bis malam sejak tahun 2005. Berawal dari pekerjaannya sebagai calo mayasari bakti di terminal bekasi, Anak muda yang satu ini mulai mengerti tentang kehidupan dan pergaulan di terminal. Tidak lama setelah dia menggeluti dunia calo bis, dia pun mulai belajar mengemudi kendaraan. Dengan diajarkan oleh bapak agus salam dan (alm) Sujono yang dia sebut sebagai guru, dia mulai mengerti akan pergulatan di dunia bis malam, hingga pada tahun 2005 dia memutuskan untuk melamar di Sinar Jaya. Pada awal bergabung di Sinar Jaya sosok anak muda ini dipandang sebelah mata oleh rekan-rekannya, pada setiap kali akan nyangklek dia selalu ditolak, hingga pada suatu saat dia bertekad untuk menunjukan siapakah sosok Agung Kurniawan yang sebenarnya kepada orang-orang yang pernah memandang remeh pada dirinya. Pada suatu saat dia mendapatkan batangan armada 18J. Konon ceritanya armada tersebut sempat dipegang oleh salah satu driver senior dan panutan di Sinar Jaya yaitu Pak Budi. Dan pak Budi sempat berpesan kepada Agung agar mengibarkan kembali bendera yang pernah berkibar di Armada 18J yang dulu sempat berkibar dipegang oleh Pak Budi. Pada saat pertama kali agung mengendarai batangan barunya yaitu 18J ini dia di asisteni oleh obes. Dan dengan berbagai pertimbangan mereka memberi nama tunggangan anyar mereka dengan sebutan Batavia Express. Batavia yang menyimbolkan bahwa armada mereka berasal dari tanah betawi, dan express menyimbolkan bahwa bis tersebut bisa menempuh waktu lebih cepat dari armada lain. Pada awalnya Agung belum begitu dikenal oleh para rekan seprofesinya, sifatnya yang pendiam dan lebih memilih untuk tidak menghabiskan waktu dengan sekedar nongkrong adalah salah satu factor kurang dikenalnya dia di antara rekan-rekannya. Lambat laun sang Batavia ini mulai semakin menunjukan taringnya, dimulai dari kecepatannya, sikapnya yang sopan di pantura hingga para penumpang langganan yang semakin banyak mencari armada ini, hal tersebut membuat para Driver Sinar Jaya penasaran “ siapakah sosok di balik kemudi 18J Batavia Express ini, yang bisa mengibarkan kembali bendera 18J yang sempat hilang”. Dan sosok itu pun kini dikenal oleh orang yang penasaran tersebut, sosok itu adalah Agung Kurniawan. Orang-orang yang dulu meremehkan sosok Agung kini pun mulai segan dengan sosok kelahiran serang ini. dan kini sosok Agung dengan batavianya semakin tenar seiring dipindah tugaskannya pak wahid dengan gajah putihnya ke pagi hari. Dan di suatu kesempatan Pak Wahid berucap kepada Agung “ Gung, kamu megang malem ya, saya megang pagi”. Dan saya pun sempat menjajal salah satu armada Sinar Jaya ekonomi tersebut, gaya pembawaan yang kalem, tidak grusa-grusu, dan gayanya yang cool membuat suasana di kabin Batavia semakin santai tanpa ada yg merasa khawatir akan cara mengemudi anak muda ini. dan benar saja sejak pertama kali menjajal duduk di kursi panas Batavia ini, saya sudah dapat merasakan aura ketenangan dalam bis ini, walaupun menurut mereka yang melihat dari luar mengatakan bis ini melaju kencang, tapi bagi saya yang duduk didalamnya seperti biasa saja, bahkan hampir semua penumpang tertidur nyenyak termasuk sang kenek dan saya sendiri.

Itulah sedikit kisah lembut di atas keras dan panasnya aspal pantura, semoga dapat menjadi referensi saudara semua dalam berkendara. Pesan dari saya, janganlah anda memandang seseorang dari satu sisi saja, berusahalah cari kebaikan orang tersebut, jangan anda berusaha mencari keburukan seseorang. Karena dengan terus mencari keburukan seseorang, hanya akan menambah catatan buruk anda.

Mohon maaf jika ada kalimat saya yang menyinggung, saya tidak pernah bermaksud menyinggung pihak manapun
 
SALAM
HANS

1 komentar:

  1. OKE BROOOO GW SUKA NGT MA ARTIKEL YG LO BUAT....HIDUP MANG HARUS KAYA GTU.....THANKS BROOO

    BalasHapus